Menurut para ekonom Austria dikatakan bahwa,
gelembung ekonomi pada umumnya dianggap memiliki dampak negatif terhadap
perekonomian karena kondisi tersebut cenderung menyebabkan mis-allocation
sumber daya. Gelembung ekonomi ini jugalah yang menyebabkan gelembung
likuiditas moneter yang berlebihan dalam sistem keuangan, mendukung standar
pajak atau pinjaman yang tidak tepat oleh bank (mal-investment).
Selain itu, kecelakaan yang biasanya mengikuti suatu gelembung ekonomi dapat
merusak sejumlah besar kekayaan dan menyebabkan kelesuan ekonomi berkelanjutan;
pandangan ini terutama terkait dengan utang-deflasi berdasarkan teori Irving
Fisher , dan diuraikan dalam ekonomi Post-Keynesian . Di masa lalu, seorang
ekonom besar Austria Murray Rothbard menulis, gelembung disebabkan oleh
perbankan cadangan fraksional, dimana bank mencetak uang kertas lebih dari emas
yang mereka miliki di deposito tanpa aset riil. Keadaan dimana pasar investasi
selalu mengalami ketidakpastian inilah yang melandasi suatu pemikiran bahwa
terjadinya gelembung ekonomi merupakan salah satu konsekwensi siklus bisnis riil.
Dalam hal ini Teori Siklus Bisnis Austria mungkin tampak seperti suatu hal yang
tidak penting. Lagi pula, jika kebijakan berfungsi untuk memperlambat, apa
bedanya jika lambat sebagai hasil dari kebijakan moneter atau kegiatan siklus
normal? Beberapa ahli percaya bahwa upaya untuk menunda penurunan tak
terelakkan tetapi justru membuat keadaan lebih parah. Bahkan, pengembang dari
Teori Siklus Bisnis Austria, Ludwig von Mises, menulis, “Alternatifnya
adalah apakah krisis harus datang lebih cepat sebagai hasil dari sukarela
ditinggalkan ekspansi kredit lebih lanjut, atau kemudian sebagai bencana akhir
dan total sistem mata uang yang terlibat. “ Alasan ekonomi sulit jatuh
setelah upaya untuk meringankan kredit melalui penurunan suku bunga ini
disebabkan oleh efek gelembung yang tercipta. Dalam gelembung, bagaimanapun,
perusahaan bergerak lebih kolektif, baik atas dan bawah. Hal ini dapat
menyebabkan penurunan yang cepat, sesuai dengan Teori Siklus Bisnis Austria.
Bahkan, karena penurunan itu membutuhkan waktu lebih lama untuk dikembalikan
kekondisi normal.
Tentu saja kecaman mengenai Teori Austria
Siklus Bisnis bukan saja pada bagaimana dengan efek yang ditimbulkan dari
pendekatan yang dilakukan (yaitu mencakup kemampuan teori tersebut dalam
merespon potensial krisis yang mungkin terjadi, tetapi juga mengenai saran
terhadap sistem perbankan bebas tanpa intervensi pemerintah, (meskipun dengan
alasan kelambanan dalam mengatasi dan mengurangi potensi gelembung ekonomi),
karena walau bagaimanpun jika segalanya diserahkan pada pasar maka akan timbul
efek negatif dari mekanisme tersebut, dimana karena tidak adanya tindakan yang
membatasi, maka ekspansi kredit dan kenaikan harga saham tidak akan dapat
dikontrol sehingga harga-harga semakin tidak terjangkau dan masyarakat pun
semakin tidak mampu memenuhi kebutuhan produksi yang pada akhirnya justru akan
membuat kekacauan dan instabilitas dalam sistem keuangan nasional. Tentu saja
kita ingat bagaimana sistem keuangan makro di Amerika Serikat yang juga
berdampak pada krisis keuangan global pada tahun 2008 merupakan salah satu
contoh dan bentuk bagaimana system perbankan di Amrika Serikat mengalami
kegagalan dan mempengaruhi perekonomian secara sistemik, dan disinlah peran
pemerintah (Fed Bank) untuk bertindak dan mengurangi dampak yang
lebih besar dan mempengaruhi perekonomian makro Amerika maupun dunia.
Kritik saya terhadap pandangan ini adalah
bagaimana mengenai intervensi pemerintah yang tetap diperlukan, karena biar
bagaimanapun peran pemerintah adalah sebagai controlling, karena jika
segalanya diserahkan pada kekuatan pasar justru dalam jangka panjang akan
memberikan dampak yang negative dan pada akhirnya membawa kepada suatu negara
jatuh dalam jurang krisis yang berkepanjangan dan bersifat sistemik. Dengan
kata lain, pada saat kondisi tertentu kebijakan pemerintah mutlak dilakukan
terutama jika pasar tidak mampu lagi menjaga kestabilan harga yang membawa pada
kondisi gelembung ekonomi yang mampu membawa jatuhnya perekonomian nasional
pada krisis ekonomi yang berkepanjangan. Meskipun dalam hal ini setiap negara
memilki potensi resiko yang berbeda, sehingga dalam penerapan kebijakan tidak
ada resep yang jitu dan sama dari setiap permasalahan.
Salah satu apresiasi yang dapat
diberikan untuk pendapat Von Mises, sebagai salah satu penganut teori Austria
adalah pendapatnya mengenai intervensi yang dilakukan oleh pemerintah, Mises
menunjukan bahwa justru intervensi pemerintah dalam sistem moneter selalu
menimbulkan inflasi karena dengan intervensi tersebut maka akan menstimulan
terjadinya ekspansi kredit yang secara tidak langsung justru mendorong
terjadinya peningkatan supply uang yang pada akhirnya tidak dapat
memberikan manfaat sosial maupun ekonomi (karena justru lebih menekankan pada
pertumbuhan daripada pemerataan). Oleh karena itu Mises juga berpendapat bahwa
pemerintah justru harus dipisahkan dari sistem moneter, sama
halnya bahwa pasar bebas memerlukan agar pemerintah tidak mengintervensi di
wilayah lain dalam perekonomian.
Selain itu juga peran dan fungsi kebijakan
pemerintah dibidang fiscal, yang notabene mutlak untuk dilakukan
dalam rangka mengimbangi ekspansi kredit secara berlebihan. Seperti kita
ketahui, bahwa fungsi dari ekspansi kebijakan fiscal adalah
memiliki kemampuan untuk menyerap sekaligus mengalokasikan pendapatan
masyarakat secara keseluruhan dalam rangka menggerakan ekonomi sector riil
secara keseluruhan, sehingga bukan hanya pertumbuhan ekonomi berdasarkan nilai
diatas kertas semata tetapi pertumbuhan ekonomi secara nyata yang mampu
mengahasilkan factor output dan pendapatan masyarakat.
Mudah-mudahan rencana pemerintah untuk
melakukan ekspansi fiscal baru-baru ini mengenai
rencana pemerintah dalam meningkatkan sector penerimaan pajak, terlebih
lagi setelah digulirkan rencana peningkatan penerimaan pajak yang diperuntukkan
bagi golongan kaya dan berpenghasilan besar, diharapkan bukan hanya sebagai
suatu retorika belaka akan tetapi benar-benar bisa dilakukan dengan nyata.
Dalam hal ini reformasi pajak dan penggunaan pajak harus mampu memulihkan tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap pungutan pajak selama ini. Apalagi dengan
berbagai kasus-kasus pajak yang melibatkan oknum-oknum pajak itu sendiri.
sumber:
http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2010/10/21/pertumbuhan-ekonomi-riil-vs-pertumbuhan-diatas-kertas-suatu-kritik-terhadap-pandangan-post-keynesian/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar