Indonesia mempunyai potensi besar dalam hal ekonomi dan sangat
disayangkan sampai saat ini Indonesia masih berpredikat negara berkembang. Jika
melihat data terakhir Badan Pusat Statistik ( BPS ) jumlah angkatan kerja di
Indonesia berjumlah 105.802.372. Sungguh angka fantansis dan seharusnya bisa
menjadi potensi besar dalam memajukan perekonomian Indonesia. Tapi sebuah ironi,
karena mayoritas angkatan kerja tersebut lebih memilih menjadi pekerja. Bahkan
dari total 238 juta jiwa pendududuk Indonesia hanya 0,24 persen saja yang
menjadi pengusaha. Bahkan menurut data terakhir jumlah pengusaha di Indonesia
hanya berjumlah 400.000, sedangkan jika ingin Indonesia menjadi negara maju
dibutuhkan sekitar 14% dari seluruh penduduk di Indonesia. Ini adalah tugas
berat pemerintah untuk terus menggenjot lahirnya para pengusaha baru di
Indonesia. Jika mau berkaca pada negara lain. Di Amerika sendiri dari total
seluruh penduduknya, sekitar sebelas persen berkecimpung di dunia wirausaha.
Rabu, 21 Desember 2011
Menahan Laju Urbanisasi Lewat Masyarakat Produktif
Sudah melekatnya anggapan
pada mayoritas masyarakat bahwa menjadi pegawailah mereka merasa aman secara
keuangan. Paradigma inilah yang harus dirubah dari mayoritas masyarakat
Indonesia. Karena, bukan dari menjadi pegawai saja mereka bisa mendapat materi.
Dari berwirausaha masyarakat bisa mendapat materi. Bahkan, Nabi Muhammad pernah
bersabda “sembilan dari sepuluh pintu rezeki adalah melalui pintu berdagang (
wirausaha )”.
Tentu saja dibutuhkan peran pemerintah
untuk melahirkan para pengusaha baru. Dorongan pemerintah yang terus dilakukan
dengan melakukan sosialisasi gemaskop ( gerakan masyarakat sadar koperasi), KUR
( Kredit Usaha Rakyat ) yang dilakukan pemerintah masih terasa belum maksimal
hasilnya, walaupun ada tren menurunnya angka pengangguran. Tentu saja untuk
menciptakan para pengusaha baru tidak semudah membalikan telapak tangan. Memang
sudah ada kemudahan yang memfasilitasi masyarakat dalam mengembangkan usahanya.
Tinggal bagaimana membangun jiwa masyarakat yang ingin terjun di dunia
wirausaha.
Melihat tugas pemerintah
untuk menciptakan para pengusaha baru cukup sulit dan tidak bisa dilakukan
pemerintah sendiri. Dunia akademisi juga turut mendukung peran pemerintah dalam
mencetak para pengusaha baru, dengan pemberian materi wirausaha yang mulai
sekarang ini mulai digalakkan diberbagai kampus. Bahkan hampir disemua kampus,
wirausaha sudah menjadi matakuliah wajib untuk para mahasiswa. Harusnya
pemberian materi wirausaha tidak hanya terdapat pada perguruan tinggi saja.
Pada pendidikan dasar juga harus ada pengajaran tentang dunia wirausaha. Dengan
begitu kita mulai menanam jiwa – jiwa wirausaha sejak dini. Agar kedepannya
muncul para pengusaha baru.
Tugas pemerintah bukan hanya
untuk melahirkan para pengusaha baru, tapi juga menjaga para pengusaha untuk
mengembangkan usahanya. Dan untuk terus menciptakan iklim bisnis yang sehat. Langkah
untuk memproteksi produksi dalam negeri juga harus dilakukan pemerintah. Sejak
diberlakukannya ACFTA, dan masuknya barang – barang produksi China sudah
membuat para pengusaha domestik dipaksa memutar otak lebih keras, untuk
bersaing dengan barang buatan China. Bagi pengusaha yang tidak sanggup bersaing
akhirnya lebih memilih gulung tikar. Jika sampai banyak pengusaha yang gulung
tikar karena tidak kuatnya bersaing dan tidak ada perlindungan produksi dalam
negeri. Maka sia-sia usaha pemerintah untuk memajukan ekonomi Indonesia lewat
wirausaha.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar