Saham. Identik dengan investasi penuh resiko. Ya,
kita memang harus siap-siap pasang badan menghadapi kerugian yang sangat cepat.
Oleh karena itu dalam bertransaksi saham di lantai bursa ada pembedaan watak
antara lain trader dan investor. Bagaimana cara membedakannya? Tentu saja
mudah. Seorang trader melakukan transaksi sangat cepat. Beli saham x di sesi
pertama lalu jual di sesi kedua. Dan begitu seterusnya. Sedangkan seorang
investor membeli saham dengan harapan kedepannya harga saham melonjak. Contoh nyata
seorang investor di lantai bursa adalah waren buffet.
Waren bafet tidak menjadi tajuk utama dalam
tulisan ini. Yang dibahas sekarang adalah trader. Lalu bagaimana cara seorang
trader melakukan analisa? Para trader lebih sering melakukan analisa tehnikal. analisis teknikal dianggap lebih jitu untuk melahirkan rekomendasi
investasi. Pada prinsipnya analisis teknikal merupakan metode analisis
instrumen investasi yang menggunakan data-data historis mengenai perubahan
harga saham maupun instrumen lainnya, volume dan beberapa indikator pasar yang
lain untuk melahirkan rekomendasi keputusan investasi. Berhubung data-data
pasar lazim tersaji dalam bentuk grafik (charts), maka para analis teknikal
lebih sering menggeluti grafik-grafik. Itu sebabnya
para penganut aliran ini sering mendapat julukan sebagai chartist.
Dengan menggunakan data-data mengenai harga, pasokan serta
permintaan di masa lalu, analisis teknikal saham bertujuan memprediksi bagaimana
permintaan dan pasokan dimasa mendatang, serta menganalisa harga saham yang
mungkin akan terbentuk karenanya. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasikan
suatu tren atau pola yang berulang dari pergerakan harga saham dan kemudian
dieksploitasi untuk mendapatkan kentungan. Para analis teknikal juga percaya
bahwa proses perubahan harga saham yang disebabkan oleh adanya suatu
informasi yang baru di pasar akan cenderung mengikuti suatu tren tertentu.
Dengan menyimpulkan hal-hal tersebut, analisis teknikal dipakai untuk mendasari
keputusan kapan harus mengambil untung (profit taking), mengurangi kerugian
(cut loss), mulai melakukan akumulasi saham atau mulai menahan posisi (wait
& see).
Kita semua memahami, bahwa harga saham
dapat naik dan turun secara cepat atau pun secara berangsur-angsur sehingga
pada grafik akan terlihat membentuk beberapa puncak, lembah atau bisa juga
mendatar (harga bergerak dalam kisaran sempit). Dalam upaya menganalisa harga
saham dan mengidentifikasikan suatu tren perubahan harga saham, para chartist
berpedoman pada dua asumsi penting. Pertama, harga bergerak pada tren tertentu
dan kedua, tren ini akan terus berlangsung hingga terdapat suatu kejadian yang
membuat tren akan berubah.
Untuk memberikan gambaran mengenai cara
bekerja para analis teknikal, berikut ini ada beberapa metode analisis teknikal
saham yang paling umum digunakan dan mudah dipahami.
Moving Average (MA)
Moving average (MA) atau rata-rata
bergerak adalah salah satu dari sekian banyak metode analisa harga saham yang
sering digunakan dalam analisis teknikal saham. Moving average (MA) adalah
rata-rata harga saham selama periode waktu yang telah lalu dan kemudian diplot
ke dalam grafik beserta harga saham aktual di pasar saat itu. MA yang berasal
dari rata-rata harga saham selama lima hari perdagangan, contohnya, ditulis
sebagai MA-5. MA yang berasl dari rata-rata harga selama 15 hari ditulis
sebagai MA-15. Jadi moving average menyatakan rata-rata harga saham tersebut
akan dihitung lagi seiring dengan berjalannya waktu. Data harga yang digunakan
biasanya adalah harga penutupan (closing price).
Buatlah sebuah grafik bersumbu X
(horizontal) dan Y (vertical). Sumbu X melambangkan hari (tanggal) da sumbu Y melambangkan
harga. Kemudian hitunglah rata-rata harga saham selama 10 hari kebelakang,
termasuk hari ini (MA-10). Hubungkanlah titik-titik dari harga rata-rata
tersebut dalam garis MA. Bersamaan dengan itu, sambungkan pula titik-titik
harga penutupan saham (harga aktual) setiap harinya pada grafik yang sama
sampai jangka waktu yang Anda kehendaki. Lama-lama akan terbentuk 2 buah kurva
yaitu kurva MA dan kurva aktual.
Cara menganalisanya adalah jika kurva
aktual menembus kurva MA dari bawah ke atas dengan volume perdagangan yang
cukup tinggi, hal tersebut memberi sinyal saat yang tepat untuk membeli saham.
Sebaliknya jika kurva aktual menembus kurva MA dengan volume perdagangan tingg
dari atas ke bawah, hal tersebut memberi sinyal untuk jual. Pergerakan harga
saham berupa kenaikan harga diikuti dengan volume perdagangan yang tinggi
ditafsirkan sebagai sinyal pasar akan membaik (bullish). Sedangkan perubahan harga
berupa penurunan harga yang diikuti volume perdagangan yang tinggi ditafsirkan
sebagai sinyal pasar akan memburuk (bearish).
Double Top dan Double Bottom
Metode analisa teknikal saham
berikutnya adalah metode double top dan double bottom. Double Top, pola ini
terbentuk ketika ada perubahan harga saham berupa kenaikan sampai pada level
tertentu, lalu turun dan kemudian naik lagi (dengan volume perdagangan lebih kecil)
menyamai level harga tertinggi sebelumnya dan kemudian menurun lagi. Jika
kejadian tersebut berulang sekali lagi, maka akan terbentuk kurva yang memiliki
dua puncak kembar (seperti huruf M). Pola dari analisa harga saham ini
menunjukan bahwa pasar telah dua kali gagal mencoba menembus batas harga atas
(tertinggi) tersebut. Jika harga kemudian menurun sampai menembus tingkat harga
terendah sebelumnya (sebelum puncak yang kedua), itu mengindikasikan tren
pergerakan harga saham akan terus menurun. Pola double top ini memberikan
sinyal untuk segera melakukan aksi jual.
Kebalikan dari pola Double Top yaitu
pola double bottom (seperti huruf W). Dengan logika yang sama, pola ini
memberikan sinyal untuk melakukan aksi beli karena diperkirakan harga akan
terus meningkat.
Triangle
Metode analisa teknikal saham triangle
(pola kurva segitiga) dibagi menjadi dua, yaitu Ascending Triangle (segitiga
menaik) dan Descending Triangle (segitiga menurun). Descending Triangle
terbentuk jika ada beberapa lembah yang sama rendah dengan beberapa puncak yang
semakin menurun. Dengan kata lain, terjadi perubahan harga saham antara garis
batas bawah yang horizontal dengan garis batas yang mempunyai kemiringan
menurun. Jika harga menembus garis batas bawah disertai dengan peningkatan
volume perdagangan, ini memberi sinyal untuk melakukan aksi jual karena analisa
harga saham tersebut diperkirakan harga akan terus menurun.
Sementara Ascending Triangle terbentuk
jika pergerakan harga saham mengikuti pola yang berkebalikan dengan Descending
Triangle. Pola ini memberikan sinyal untuk melakukan aksi beli saham karena
diperkirakan harga akan terus menaik.
Head & Shoulder
Analisis teknikal saham Head &
Shoulder memberikan sinyal untuk jual karena diperkirakan harga akan terus
menurun. Garis leher (neckline) digambarkan dengan menarik garis lurus dari
bagian paling bawah kedua bahu untuk mendapatkan suatu sinyal kapan aksi jual
dilakukan. Jika dari analisa harga saham, pergerakan harga saham (bahu kanan) menembus
garis leher dari atas ke bawah (piercing the neckline), inilah sinyal untuk
segera menjual saham untuk mengurangi kerugian (cut loss).
Head & shoulder dapat terjadi
secara terbalik (Inverse Head & Shoulder), dua bahu dan kepala mengarah
kebawah. Garis leher terbentuk dengan menarik garis lurus diatas kedua bahu.
Jika pola itu terbentuk dan kurva harga dibahu kedua (bahu kanan) menembus
garis leher dari bawah keatas, maka itu adalah sinyal untuk beli karena ada kecenderungan
perubahan harga saham di mana harga bakal terus naik.
Bentuk
dan ukuran Head & Shoulder maupun Inverse Head & Shoulder ini dapat
bervariasi, kurva ini bisa dalam jangka waktu yang pendek dan panjang, bisa
mendatar atau memiliki kemiringan tertentu.
Support Level & Resistance Level
Pada analisa teknikal saham support
level and resistance level ini, harga dikatakan berada pada support level (SL)
jika harga tersebut berada pada level terendah dan pada level tersebut
pergerakan harga saham berupa penurunan sangat sukar terjadi. Umumnya SL
terbentuk setelah suatu saham mengalami kenaikan harga yang besar dan kemudian
mengalami penurunan karena adanya aksi ambil untung (profit taking) dari para
investor. Sementara, harga saham dikatakan berada pada resistance level (RL)
jika harga berada pada level tertinggi dan pada level tersebut harga sangat
sukar untuk naik. Sebuah RL cenderung akan terbentuk setelah suatu saham
mengalami penurunan yang cukup signifikan dari harga sebelumnya. SL dan RL
dapat diterjadi saat harga sedang dalam tren naik (uptrend), mendatar (sideway)
atau turun (downtrend).
Untuk mendapatkan keuntungan Anda dapat
menggunakan prinsip beli murah, jual mahal (buy low sell high). Jadi, dengan
analisa harga saham yang tepat, Anda harus membeli saham pada saat harga berada pada SL dan menjual saham pada saat harga diperkirakan
berada pada RL. Tentu saja keuntungan yang diperoleh
tidaklah bertahan lama. Makin banyak orang mengetahui adanya SL dan RL pada
suatu saham dan memanfaatkannya, pola ini akan hancur dengan sendirinya. Kunci
dalam menggunakan metode analisa teknikal saham ini adalah kecepatan memperoleh
informasi. Orang yang pertama tahu adanya SL dan RL inilah yang punya potensi
cukup besar untuk memetik keuntungan, sementara yang belakangan hanya kebagian
sisanya saja, atau malah rugi karena sebenarnya RL dan SL-nya sudah berubah
lagi.
Para ahli meyakini bahwa jika SL
ditembus, maka biasanya SL tersebut akan menjadi RL yang baru. Begitu pula jika
RL yang ditembus maka RL tersebut menjadi SL yang baru. Semakin besar volume
perdagangan yang terjadi akan semakin memperkuat posisi SL dan RL yang terjadi.
Demikianlah beberapa contoh metode
analisa teknikal saham yang sederhana, masih banyak lagi metode lain yang
menganalisa perubahan harga saham yang lebih rumit dengan banyak parameter yang
disertakan. Umumnya para analis menggunakan beberapa metode sekaligus agar
hasil analisa harga saham dan keputusan investasi yang diambil lebih akurat.
Ada banyak aplikasi komputer untuk menghitung rumus analisis teknikal saham
yang semakin canggih, Anda hanya tinggal menginput database harga saham yang
Anda kehendaki dan beberapa metode berbentuk grafik pergerakan harga saham siap
dianalisa.
====== SEKIAN======
Tidak ada komentar:
Posting Komentar